Budidaya Matoa
Oleh hariera
Tulisan peluang budidaya buah Matoa ini terinspirasi ketika hariera.NET mengunjungi salah seorang kerabat yang sudah sejak lama memiliki pohon matoa di pekarangan rumahnya.
Bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang buah matoa, mulai cara penanaman hingga peluang pasarnya, jangan bosan membaca artikel ini sampai habis. Tahukah Anda berapa harga buah matoa 1 Kg? Kerabat kami menjualnya mulai Rp.50.000 – 75.000.
Sepertinya, harga buah matoa tersebut jika ditelusuri di daerah lain kurang lebih sama.
Menurut kerabat kami tersebut, hasil dari Buah Matoa di pekarangannya masih kurang jika untuk memasok pesanan dari berbagai daerah yang selama ini ia jalani. Masalahnya, keterbatasan area tanam.
“Namanya juga pekarangan rumah, area tanamnya terbatas,” ungkapnya menyebut saat ini pohon Matoa yang ia pertahankan hanya 6 batang pohon yang tumbuh subur dan lebat.
“Sekarang sisa 6 pohon, beberapa sudah ditebang karena diperkirakan mengganggu area bangunan rumah. Itu masih banyak yang bakal tumbuh besar,” imbuhnya sambil menunjuk beberapa pohon matoa kecil yang juga sedang tumbuh berdesakan dengan pohon matoa lainnya.
Kami terus ngobrol sambil menikmati daging buah matoa merah yang rasanya manis dan aroma khas tersebut, perpaduan antara rambutan, lengkeng dan durian, banyak cerita-cerita menarik seputar buah matoa yang berasal dari daerah Papua ini yang bisa kami bagikan untuk pembaca setia hariera.NET.
Matoa adalah tanaman pohon dan kayu dengan famili Sapindaceae yang telah dijadikan identitas flora Indonesia khususnya daerah Papua.
Pohon matoa dapat tumbuh mencapai tinggi 50 meter bahkan lebih dengan akar papan yang mencapai 5 meter. Sistem perakaran matoa berupa akar tunggang.
Batang matoa merupakan jenis kayu keras dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti konstruksi. Batangnya berbentuk silinder, berdiri tegak, dan percabangannya simpodial. Arah percabangan matoa tumbuh miring hingga mendatar, sehingga membentuk pohon rindang.
Buah Matoa banyak terdapat di Indonesia timur. Namun, pohon matoa tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, di wilayah Sumatera Utara, Matoa dikenal dengan nama Pakam, di Minangkabau dikenal sebagai Langsek Anggang, di Jawa Barat dikenal dengan sebutan Leungsir, dan di Pulau Jawa disebut Kayu Sapi.
Pohon ini tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
Berdasarkan pengalaman kerabat kami, salah satu syarat agar pohon matoa tumbuh subur dan berbuah lebat adalah berkecukupan air. Jika dilihat dari pohon matoa yang tumbuh di pekarangan rumahnya tersebut, letaknya memang tak jauh dari aliran sungai.
Dari berbagai sumber disebutkan terdapat dua jenis buah matoa di Papua, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang berbeda, yaitu pada tekstur buahnya.
Matoa kelapa mempunyai ciri berupa daging buah yang kenyal seperti rambutan, diameter buah 2,2 cm hingga 2,9 cm dan diameter biji 1,25 cm hingga 1,4 cm.
Dari pengalaman kerabat kami, buah matoa ini dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan buahnya ketika dalam kondisi masak. Yakni:
Dari ketiga jenis tersebut, menurutnya, buah matoa yang paling enak adalah matoa merah.
“Matoa merah yang paling enak mulai dari rasa buah, aroma dan kekenyalannya. Selain itu lebih tahan lama ketika di simpan. Kalau matoa hitam, aromanya kurang enak. Sementara kalau matoa kuning dagingnya lembek dan lengket sehingga tidak nyaman lagi kalau disimpan lama.”
Pengalaman membuktikan, budidaya matoa perlu perlakuan khusus pada bagian akarnya. Jika terganggu, bibit tunas matoa akan mati.
“Pernah dulu budidaya matoa sampai ratusan bibit. Saat dipindahkan dari polybag, tidak lama bibit matonya mati. Selain itu juga pernah ingin memindahkan bibit matoa yang tumbuh alami di tanah, tidak lama pun juga mati.”
Dari pengalaman itu diketahui ternyata, akar bibit matoa tidak boleh terganggu (putus meski hanya sebagian kecil). “Kalau di polybag, diputar-putar atau geser saja perlahan. Nah, kalau di tanah, sebaiknya sudah ditentukan sejak awal untuk tidak dipindah,” pungkasnya memberikan tips menanam pohon matoa.
Dari hasil pengamatan kerabat kami tadi, dari mulai masa penanaman bibit hingga pohon matoa tumbuh besar, maka memerlukan waktu 4 tahun untuk belajar berbuah. “Asalkan cukup air, 4 tahun sudah mulai belajar berbuah,” ujarnya.
Agar mendapatkan kisaran perhitungan ekonomis, bahwa budidaya matoa bisa diandalkan, kami pun menggali informasi jumlah panen setiap pohon matoa dalam kilogramnya.
“Kalau matoa yang berukuran besar dan layak jual, kisaran 30 kilogram dalam satu pohon. Sisanya yang berukuran agak kecil bisa dikonsumsi sendiri atau tetap dijual dengan harga lebih murah. Ada kalau 20-25 Kg yang berukuran lebih kecil.”
Untuk rentang waktu panen, ternyata buah matoa mampu panen hinga 3-4 kali dalam setahun.
Lantas berapa harga matoa dalam 1 kilogramnya?
“Sudah beberapa tahun terakhir harganya kisaran Rp.50.000 hingga Rp75.000/kg. Tergantung kualitas buah matoa yang diinginkan,” ujarnya.
Dari sini maka kami pun berhitung:
Totalnya adalah Rp.3.250.000 x 6 pohon matoa = Rp.19.500.000 untuk 1 kali panen.
Sampai di sini belum selesai. Mari kita hitung dalam periode 1 tahun yang bisa panen sampai 4 kali. 19.500.000 x 4 = Rp.117.000.000
Lumayan juga ternyata kalau punya pohon matoa. Padahal perhitungan di atas hanya untuk 6 batang pohon saja. “Coba kalau punya 100 batang pohon matoa, mau coba ngitung, gak?” tanya kerabat kami sambil tertawa lebar.
“Belum lagi dari hasil kayunya yang keras, masih bisa dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan,” timpalnya.
Selain mengambil buahnya untuk dinikmati, kayu dari pohon matoa juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kayu matoa bersifat keras, berukuran besar, tegak, panjang hingga 40 meter, serta diameter hingga 1 meter.
Kalau manfaat buah matoa untuk kesehatan, tentunya juga ada dong. Dari berbagai sumber disebutkan, manfaat buah matoa adalah sebagai berikut:
Dalam buah matoa terkandung kadar vitamin C dan E yang cukup tinggi, sehingga bermanfaat untuk melawan radikal bebas, memperkuat sistem kekebalan tumbuh, memelihara kesehatan kulit dan kesuburan pria.
Serangan jantung, stroke dan diabetes merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian di dunia. Buah matoa memiliki kandungan antioksidan yaitu zat tanin. Zat ini bermanfaaat untuk regenerasi sel dalam tubuh.
Terdapat penelitian bahwa matoa mampu menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi saluran napas dan saluran kemih.
Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dengan mengonsumsi ekstrak buah matoa. Ekstrak matoa mengandung zat yang bersifat diuresis yang meningkatkan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Demikianlah informasi tentang budidaya, harga, dan manfaat Matoa. Jika ada yang berminat untuk mendapatkan bibitnya dalam bentuk biji atau sudah tumbuh dalam polybag. Silakan saja hubungi admin hariera.net melalui halaman kontak.
Produk Terlaris: