Mitos Digital Marketing, Kenapa Jualan Belum Closing?
hariera.NET – Mari kita membahas lagi tentang digital marketing. Saat ini semakin banyak orang belajar tentang digital marketing. Ada yang belajar secara otodidak dengan memanfaatkan youtube, media sosial atau membaca artikel digital marketing di website. Contohnya, mungkin Anda!
Ada juga yang lebih suka belajar langsung kepada mentor dengan cara rajin mengikuti berbagai seminar dan pelatihan tentang digital marketing.
Dari semua aktifitas tersebut, mari kita mulai dengan pertanyaan singkat. Lantas apa itu digital marketing?
Mitos Digital Marketing
Iming-iming teknik pemasaran digital yang lebih murah, terukur dan tertarget memang menggiurkan. Tak heran banyak orang bahkan perusahaan berusaha menguasai digital marketing. Namun, dalam prakteknya justru terjebak dalam mitos tentang digital marketing itu sendiri.
Mitos yang dimaksud adalah:
- Digital Marketing itu posting konten di media sosial
- Digital Marketing itu adalah SEO
- Digital Marketing itu adalah Landing Page
- Digital Marketing itu Website
- Digital Marketing itu Toko Online
- Digital marketing itu FB Ads
- Digital Marketing itu IG Ads
- Digital Marketing itu Google Ads
- Digital Marketing itu Penawaran via email
- Masih banyak lagi lainnya
Apakah semua yang disebutkan di atas bukan digital marketing? Sebentar! Kalau pertanyaannya semua itu, maka jawabannya sudah pasti kalau semua hal tersebut adalah Digital Marketing. Semuanya lo, ya! Bukan cuma salah satunya.
Kalau cuma mengambil satu, dua atau tiga saja, itu disebut bagian dari digital marketing itu sendiri.
Digital Marketing Sebuah Framework
Jadi, digital marketing adalah sebuah konsep, sebuah framework. Ibarat bangunan, itu adalah rumah. Sebuah rumah, memiliki unsur pembentuknya agar dikatakan sebagai rumah. Ada pintu, jendela, dapur, halaman, dinding, kamar mandi, kamar utama dan lain sebagainya.
Jika demikian, untuk sebuah pencapaian Digital Marketing, maka diperlukan proses secara bertahap yang didukung dengan kelengkapan Sumber Daya Manusia (SDM).
Memangnya bisa bikin rumah tanpa tukang? Memangnya kalau disebut tukang bisa mengerjakan semua? Ada tukang yang tugasnya bikin pondasi, plester dinding, pasang keramik dan lain-lain.
Digital Marketing sebagai framework terbentuk dalam arsiran-arsiran. Misalnya, dalam hal website saja, ada beberapa SDM dengan kualifikasinya masing-masing. Contoh, Web Design, SEO Specialist, Web Customer Service, Web Admin dan Content Creator.
Demikian juga dalam Media Sosial. Kalau dipecah-pecah, ada yang bertugas sebagai talent, videografer, Video Editor, Admin. Kalau diramu menjadi satu, disebut sebagai Content Creator Media Social yang mengerjakan semua tugas tersebut.
Kalau toko online biasanya menjadi satu dengan ecommerce. Selain memiliki toko online sendiri, sebaiknya juga aktif di tiktok shop, shopee, tokopedia, lazada, blibli dan lain-lain. Di sini perlu SDM yang tugasnya membuat konten mulai dari menyiapkan foto, editing foto, posting, bikin deskripsi konten, menjawab pertanyaan dan melayani pesanan.
Dari beberapa jenis pembentuk digital marketing di atas, ada lagi tenaga ahli yang mengerjakan copywriting dan pembuatan materi iklan baik di media sosial, situs berita dan google Ads.
Semua hal di atas, baru akan utuh disebut Digital Marketing. Closing lagi, closing lagi.
Strategi Digital Marketing
Bisakah memilih salah satunya saja? Tentu, bisa. Namun, jika hasilnya tidak maksimal, bahkan tidak closing, jangan terburu-buru menyalahkan digital marketing.
Sudah pasang iklan jutaan rupiah, yang laku cuma sebiji. Jangankan balik modal, malah boncos! Malah ada juga yang tidak laku.
Kenapa? Ya, wajar saja karena tidak maksimal dalam menjalankan strateginya. Setiap pembentuk digital marketing punya fungsinya masing-masing untuk menjadikannya closing maksimal.
Lantas bagaimana caranya agar maksimal? Saran kami, pelajari semua unsur pembentuk digital marketing secara perlahan.
Bentuk tim digital marketing yang di dalamnya memang spesialisnya masing-masing. Tentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai.
Fungsikan semuanya dengan terencana. Mulai Website, SEO, Landing Page, Media Sosial, email dan Iklan. Lakukan evaluasi dari tiap-tiap unsur pembentuk tadi lalu diskusikan langkah selanjutnya. Evaluasi dalam digital marketing jauh lebih mudah dilakukan karena semuanya tercatat.
Jangan abaikan laporan di media sosial Anda, termasuk website dan juga iklan yang dilakukan. Jadikan semua itu menjadi database untuk menentukan langkah selanjutnya.
Terakhir, jangan berpikir semua tadi bisa dilakukan hanya oleh satu orang saja. Saran terbaik adalah, bangun team work digital marketing agar tidak sia-sia.
Kami rasa cukup sampai di sini saja dulu. Lain waktu kita sambung lagi. Semoga bermanfaat. Sukses untuk Anda.
Produk Terlaris: